BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 18 Februari 2010

A. Judul Penelitian Kemampuan Menulis Surat Resmi oleh siswa Kelas X Semester 2 MAN 1 Pontianak Tahun Pembelajaran 2009/2010

B. latar belakang masalah

Berdasarkan peraturan Mendiknas nomor 41 tahun 2007 bahwa ”Tuntutan pendidikan di sekolah diharapkan mampu mengembangkan dan memberdayakan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat”. Tentunya dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi, serta kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip tersebut adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Dimaksudkan dengan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Adapun tujuan KTSP pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar peserta didik terampil berbahasa dalam hal membaca, mendengar, berbicara, dan menulis yang menekankan pada fungsi komunikatif. Maksudnya adalah pembelajaran bahasa yang bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan/makna, baik dalam komunikasi verbal maupun nonverbal untuk berbagai tujuan berbahasa.

Berkomunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Untuk komunikasi secara lisan orang mengunakan keterampilan menyimak dan berbicara, sedangkan dalam komunikasi secara tertulis orang memanfaatkan keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun dan mengunakan bahasa secara tertulis dengan baik dan benar sehingga apa yang ditulis, apa yang hendak disampaikan kepada orang lain bisa diterima oleh pembaca. Keterampilan menulis dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan harus secara latihan dan praktik kontinyu.

Komunikasi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengunakan bahasa tulis. Sarana komunikasi tertulis yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain adalah surat. Menulis surat bertujuan untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada penerima pesan. Jadi surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain. Apabila surat yang dikirim dari satu pihak kepada pihak lain berisi tentang informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan disebut surat resmi.

Menyadari pentingnya peranan surat resmi dalam kehidupan sehari-hari, dalam pembelajaran menulis surat resmi guru harusnya menelaah lebih jauh lagi keberadaan dan kebenaran surat resmi yang ditulis oleh siswa, dimana hasil kerja siswa nanti dapat digunakan sebagai sarana komunikasi tertulis. Jadi, siswa dituntut untuk mampu membuat surat resmi dengan bentuk dengan bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran menulis surat resmi menduduki peranan penting dalam upaya meningkatkan ketrampilan menulis, untuk itu. Guru hendaknya memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dalam menulis surat dinas agar nanti setelah terjun di masyarakat siswa tidak mengalami kesulitan atau keraguan tentang bentuk dan bahasa dalam menulis surat dinas. Selama ini dalam membuat surat khususnya surat resmi siswa hanya meniru bentuk-bentuk dan bahasa yang dilihat sehingga tidak mengetahui secara tepat apakah bentuk-bentuk dan bahasa surat itu sudah sesuai aturan yang ada atau belum?

Adapun alasan penulis memilih kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak menjadi kelas penelitian, yaitu. Pertama, penelitian ini dilakukan di kelas X semester 2 karena materi menulis surat resmi diajarkan pada semester 1. Pada semester 1 penulis menyusun rancangan penelitian dan diseminarkan sehingga pada semester 2 penulis dapat mengambil data penelitian. Kedua, dalam KTSP termuat butir pembelajaran menulis surat resmi di kelas X semester 1 dan materi tersebut termuat di dalam kurikulum pendidikan MAN 1 Potianak. Ketiga, di kelas X MAN 1 Pontianak materi pembelajaran menulis surat resmi telah diajarkan tanggal 10 Oktober 2009 oleh guru bidang studi bahasa Indonesia sehingga siswa dianggap telah memiliki pengetahuan awal mengenai materi tersebut untuk itu penulis ingin mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai kemampuan siswa kelas X dalam menulis surat resmi. Keempat, kelas X merupakan masa transisi dari SMP ke SMA untuk itu keterampilan siswa menulis harus tetap ditingkatkan dan diupayakan untuk lebih baik lagi.

Adapun alasan mengapa penulis memilih lokasi penelitian di MAN 1 Pontianak didasari. Pertama, berdasarkan hasil wawancara penulis Sabtu, 10 Oktober 2009 dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia Sumarja, S.Pd., bahwa pembelajaran menulis surat resmi mengunakan metode inkuiri terbukti cukup efektif digunakan sebagai metode pembelajaran dibandingkan mengajar yang sifatnya verbalistik semata. Hal ini terlihat setelah materi menulis surat resmi itu diajarkan dengan metode inkuiri siswa terlihat semangat dan merasa sangat terbantu atau tanpa kesulitan dalam mengembangkan ide/gagasan dalam menulis surat resmi melalui metode tersebut. Kedua, pengakuan dari beberapa siswa berdasarkan hasil wawancara penulis dengan siswa kelas X. Persepsi siswa kelas X MAN 1 Pontianak tahun pengajaran 2009/2010 tentang menulis surat dinas menunjukan bahwa sebanyak 31 siswa senang dan tidak mengalami kesulitan dalam menulis surat dinas dan 16 siswa lainnya mengatakan senang dan tidak mengalami kesulitan dalam menulis surat dinas. Selain itu, pada umumnya mereka termotivasi dalam menulis surat resmi. Ketiga, penelitian mengenai kemampuan siswa menulis surat resmi kebetulan belum pernah dilakukan di MAN 1 Pontianak.

maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan dalam materi menulis surat resmi khususnya surat permohonan izin.

C. Masalah Penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana Kemampuan Menulis Surat Resmi oleh Siswa Kelas X Semester 2 MAN 1 Pontianak Tahun Pembelajaran 2009/2010? Masalah tersebut masih merupakan masalah yang bersifat umum, untuk lebih jelas lagi masalah umum tersebut akan dijabarkan dalam submasalah sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari sistematika surat oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun 2009/2010?
  2. Bagaimanakah kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari aspek ejaan dalam pengunaan huruf kapital, tanda baca, dan kata depan oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010?
  3. Bagaimanakah kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari aspek diksi oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa menulis surat dinas kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

Tujuan umum tersebut dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus di antaranya:

1. Untuk Mengetahui kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari sistematika surat oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun 2009/2010.

2. Untuk Mengetahui kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari aspek ejaan dalam pengunaan huruf kapital, tanda baca, dan kata depan oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

3. Untuk Mengetahui kemampuan menulis surat resmi ditinjau dari aspek diksi oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

4. Untuk Mengetahui kemampuan menulis surat resmi oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca baik secara teoritis maupun praktis.

1.Manfaat Teoritis

1.1 Hasil penelitian ini setidaknya dapat memberikan gambaran kepada guru maupun calon guru sebagai pendidik, mengenai pentingnya mengajarkan mengajarkan menulis surat resmi.

1.2 Hasil penelitian ini setidaknya memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa menulis surat dinas sehingga guru bidang studi bahasa Indonesia dapat merancang strategi yang tepat terkait dengan pemilihan media menulis surat dinas.

1.3 Hasil penelitian ini setidaknya dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya, ingin meneliti kaitanya dengan penelitian ini, khususnya ketrampilan menulis dan ketrampilan berbahasa lainya

2. Manfaat Praktis :

2.1 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan FKIP.

2.2 Hasil penelitian ini setidaknya memberikan sumbangan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru bidang studi bahasa Indonesia untuk mengetahui gambaran sebenarnya mengenai keadaan peserta didiknya.

F. Penjelasan Istilah

Adapun yang dimaksud dengan penjelasan isilah di sini, yaitu penjelasan menghindari kesalahpahaman menafsirkan istilah-istilah yang penulis gunakan. Istilah-istilah yang penting dan perlu penulis jelaskan maksudnya, yaitu.

1. Kemampuan

Kemampuan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah kesanggupan/kecakapan siswa memformulasikan ide/gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan melalui kegiatan menulis surat dinas kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

2. Menulis

Menulis maksudnya adalah kegiatan produktif dan ekspresif untuk mengorganisasikan ide/gagasan secara sistematik serta diungkapkan secara tertulis. Menulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini tidak lain adalah kemampuan siswa mengungkapkan ide/gagasan, pikiran, dan perasaan dalam menulis surat resmi oleh siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010.

3. Surat Resmi

Surat resmi adalah salah satu alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu pesan dari seseorang, satu pihak, atau suatu organisasi/instansi kepada orang, pihak, atau organisasi/instansi lain. Adapun surat resmi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah surat permohonan izin.

.

4. Tahun Pembelajaran 2009/2010

Tahun pembelajaran 2009/2010 adalah jangka (kurun) waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dimulai tahun 2009 dan berakhir tahun 2010.

Berdasarkan penjelasan istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis surat resmi di kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak adalah kecakapan/kesanggupan siswa dalam mengorganisasikan ide/gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

G. Kajian Pustaka

1. Keterampilan Menulis

a. Hakikat Menulis

Menurut Tarigan (1982:21) Menulis adalah menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan dapat memahami lambang-lambang grafik itu.

Menulis merupakan medium yang penting untuk ekspersi diri pribadi, untuk berkomunikasi, dan untuk menemukan makna. Kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bertambah dengan adanya perkembangan media baru untuk komunikasi masa. Oleh karena itu, praktik latihan dan studi menulis tetap merupakan bagian yang signifikan (penting) dari kurikulum sekolah dan menjadi bagian sentral dalam pengajaran bahasa indonesia.

Ketrampilan menulis dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, ketrampilan menulis tidak langsung tidak datang secara otomatis, melainkan harus secara latihan dan praktik yang kontinyu serta teratur.

Menulis menurut Akhadiah, dkk (1988,2) adalah kemampuan kompleks, yang menurut sejumlah pengetahuan dan ketrampilan. Dengan menulis, penulis terus terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain. Penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahanya, yaitu menganalisanya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat menulis adalah suatu kegiatan untuk mengespresikan diri dan perasaan yang dapat digunakan sebagai suatu alat komunikasi secara tidak langsung.

b. Hakikat Pembelajaran Menulis

Tarigan (1982:9) berpendapat bahwa pembelajaran menulis adalah : a. membantu siswa memahami cara mengekspresikan bahasa dalam bentuk tulis ; b. mendorong siswa mengekspresikan diri secara bebas dalam bahasa tulis; c. membantu siswa mengunakan bentuk bahasa yang tepat dan serasi dalam eksperesi tulis.

Soenardji (1998:102) berpendapat bahwa pembelajaran menulis jika dikaitkan dengan proses pembelajaran secara makro termasuk salah satu komponen yang sengaja disiapkan dan dilaksankan oleh pendidik untuk menghasilkan perubahan tingkah laku setelah kegiatan pembelajaran dilakukan.

Perubahan tingkah laku dalam pembelajaran menulis merupakan pengaruh hasil kemampuan berpikir, berbuat, dan merasakan perihal apa yang disampaikan sebagai bahan pembelajaran menulis.

Bertumpu pada pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis adalah upaya membantu dan mendorong siswa mengekspresikan bahasa dalam bentuk tulis. Atau komponen yang disiapkan pendidik untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pembelajaran menulis.

c. Hakikat Menulis Surat Resmi

Surat resmi atau surat dinas ialah komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kepentingan instansi. Menurut (Arifin 1987:6) surat resmi adalah surat yang oleh suatu badan perusahaan organisasi atau instansi tertentu. Oleh sebab itu, surat itu dapat berupa surat niaga, surat sosial, dan surat dinas.

Kosasih,dkk. (2003:16) mengatakan surat resmi atau surat dinas adalah surat yang digunakan dalam kepentingan fungsi kedinasan, baik dinas pemerintah atau dinas swasta. Surat ini umumnya bersifat resmi dengan mengunakan bahasa indonesia yang baku.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa surat resmi atau surat dinas adalah bentuk komunikasi tertulis dari suatu pihak kepada pihak lain yang menyangkut dinas atau organisasi.

(1) macam-macam surat resmi

Kosasih, dkk. (2003:115) membagi surat resmi berdasarkan maksud/isinya adalah sebagai berikut.

(a) Surat Undangan

Surat undangan adalah surat yang berisikan ajakan atau permintaan agar si terkirim turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh si pengirim surat.

Surat undangan, antara lain, ditandai kalimat seperti berikut.

1. Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk hadir pada……….

2. Kami mengharapkan kehadiran saudara dalam acara…….

3. Dimohon anda hadir untuk….

(b) Surat Pengantar

Surat pengantar adalah surat yang berfungsi mengantarkan pengiriman sesuatu. Yang diantarkan dapat berupa barang, surat, ataupun yang lainya. Surat ini ditandai oleh pengunaan kalimat, seperti :

  1. Bersama surat ini kami kirimkan jadwal rapat……..
  2. Bersama ini kami kirimkan kepada bapak tiga contoh surat undangan…….
  3. Bersama ini kami sampaikan fotokopi brosur…..

Di samping surat biasa, surat pengantar dapat pula disusun dalam bentuk blangko.

(c) surat pemberitahuan

Surat pemberitahuan adalah surat yang isinya mengemukakan sesuatu kepada orang lain agar orang itu mengetahuinya. Sesuatu yang perlu diketahui itu dapat berupa kegiataan, orang, atau benda.

Surat pemberitahuan dapat ditandai oleh pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Dengan ini kami beritahukan bahwa kami menyetujui kebijakan saudara……
  2. Dengan surat ini kami beritahukan bahwa karyawan kami yang bernama……
  3. Berhubungan dengan surat kami……dengan ini kami beritahukan bahwa….

(d) surat keterangan

Surat keterangan adalah surat yang menjelaskan atau menerangkan sesuatu (orang). Surat keterangan ditandai oleh pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Jabatan :

Alamat :

Menerangkan bahwa :

  1. Yang bertanda tangan di bawah ini …..dengan ini menerangkan….bahwa
  2. Dengan surat ini kami menerangkan bahwa…….

(e) surat rekomendasi

Surat rekomendasi adalah surat yang isinya memberikan keterangan bahwa orang yang disebutkan itu dapat dipercaya, baik itu dalam hal kemampuan, keahlian, maupun kepribadianya.

Surat rekomendasi ditandai oleh pernyataan berikut :

  1. Kepala…….memberikan rekomendasi kepada……
  2. Atas profesionalismenya di bidang kepemimpinan, kami merekomendasikan saudara…..untuk…..
  3. Berhubung dengan surat saudara…….dengan ini kami beritahukan bahwa kami tidak keberatan atas……

(f) Surat Penunjukan

Surat penunjukan adalah surat yang berisikan pemberian jabatan atau wewenang kepada kepada seseorang. Surat ini ditandai dalam pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Kepala…. Dengan ini menunjuk pegawai di bawah ini untuk menjadi…….
  2. Berhubung dengan tidak kehadiran saudara…..dengan ini kami menunjuk….. untuk menjadi…
  3. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan…..kami menunjuk……

(g) Surat Tugas

Surat tugas adalah surat yang berisikan suruhan atau perintah untuk melakukan sesuatu dengan memperhatikan aspek pelaksanaan atau kegiatan. Pernyataan yang menandai surat tugas adalah sebagai berikut.

  1. Yang bertanda tangan di bawah ini……dengan ini kami menugasi saudara…
  2. Berdasarkan……dengan ini kami menugasi…
  3. Pemimpin….dengan ini menugasi…..

(h) Surat Pengumuman

Surat pengumuman adalah surat yang menyampaikan suatu informasi atau pemberitahuan kepada orang banyak. Surat pengumuman ditandai oleh pernyataan seperti berikut.

  1. Berdasarkan…….dengan ini kami umumkan bahwa……
  2. Dengan ini kami umumkan kepada….bahwa…
  3. Dalam rangka……dengan ini kami umumkan bahwa…

(i) Surat Edaran

Surat edaran hampir menyerupai surat pengumuman. Bedanya pihak yang dituju masih berada pada struktur. Isi surat edaran isinya berupa anjuran, pemberitahuan, permintaan, peraturan, tawaran, ataupun larangan.

Surat edaran ditanyai pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Dalam rangka melaksanakan…….kami mohon saudara memperhatikan…..
  2. Berdasarkan surat keputusan……maka dipandang perlu…..
  3. Untuk menidaklanjuti peraturan….. , dengan ini kami atur bahwa….

(j) Surat Permohonan

Surat permohonan berisikan permintaan terhadap si terkirim mengenai sesuatu hal. Yang diminta bisa berupa kebijakan. Misalnya berupa izin suatu kegiatan, permintaan jasa, ataupun barang. Surat ini ditandai oleh pernyataan sebagai berikut.

  1. Untuk itu, kami memohon izin agar dapat mengunakan….
  2. Dengan surat ini kami mohon menggunakan ruangan….
  3. Melalui surat ini kami memohon bapak untuk memberikan ceramah…..

untuk sampai pada permohonannya, penulis surat hendaknya mengajukan latar belakang atau sejumlah alasan. Alasan-alasan haruslah jelas dan menyakinkan. Bila perlu, penulis mengemukan fakta atau data yang memperkuat alasan-alasannya itu agar pihak termohon lebih menyakininya untuk kemudian mengabulkan permohonan itu.

(k) Surat Pemberian Izin

Surat pemberian izin adalah surat yang digunakan untuk memberi izin kepada seseorang. Surat ini biasanya didahului oleh suatu permintaan atau permohonan. Kalimat awal dalam surat ini sering didahului oleh suatu permintaan atau permohonan. Kalimat awal dalam surat ini sering didahului oleh pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Berdasarkan surat dari…..kami mengizinkan….
  2. Dengan surat ini kami mengizinkan saudara…..
  3. Berkenaan dengan surat nomor….., dengan ini kami beritahukan bahwa kami menyetujui….

(l) Surat Peringatan

Surat peringatan adalah surat yang berisikan teguran kepada penerima surat, karena bersangkutan melakukan kesalahan, atau pelangaran-pelangaran. Surat peringatan ditandai oleh pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Karena pada bulan…..dengan ini kami saudara untuk….
  2. Karena tahun ini saudara telah……maka kami memutuskan untuk….
  3. Dengan ini saya minta saudara agar mendisiplinkan diri agar hubungan…..

(m) Surat Bantahan

Surat bantahan adalah surat yang berisikan penolakan atau sanggahan atau tuduhan yang dikenakan penulis. Surat ini ditandai oleh pernyataan berikut.

  1. Kami……dengan ini mengadakan bantahan sebagai berikut……
  2. Sehubungan dengan surat saudara nomor…..dengan ini kami menolak tuduhan tersebut dengan alasan….
  3. Dengan ini kami nyatakan bahwa kami tidak mengakui semua tuduhan dalam surat kabar……yang saudara alamatkan pada perusahaan kami…..

(n) Surat Pernyataan

Surat pernyataan adalah surat yang digunakan untuk permakluman, isinya dapat berupa pernyataan kesediaan menduduki jabatan, pelaksanakan tugas, pernyataan belum bekerja, dsb.

Surat pernyataan ditandai oleh kalimat-kalimat seperti berikut.

  1. Dengan surat ini…… kami menyatakan bahwa…..
  2. Yang bertandatangan di bawah ini…….menyatakan dengan sesungguhnya bahwa…..

(o) Surat Perintah

Surat perintah adalah surat yang berisikan suruhan kepada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau perbuatan. Surat ini ditandai oleh pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Yang bertanda tangan di bawah ini…… memberikan perintah untuk…..kepada…
  2. Dengan ini….. memerintahkan……untuk….

(p) surat keputusan

Surat keputusan adalah surat yang berisikan suatu kebijakan atau ketetapan yang didasarkan alasan-alasan atau latar belakang tertentu. Dengan demikian surat keputusan terbagi ke dalam dua bagian, bagian pertama disebut konsideran dan bagian kedua disebut diktum. Surat ini hanya boleh dibuat dan dikelurakan oleh pejabat yang berhak mengeluarkannya.

(q) surat pengusulan

Surat pengusulan adalah surat yang yang digunakan untuk pengusulan sesuatu. Surat ini ditandai pernyataan-pernyataan berikut.

  1. Berhubungan dengan hal di atas, kami mengusulkan saudara…….
  2. Berkaitan dengan….., bersama ini kami kirimkan…..

(r) surat kuasa

Surat kuasa adalah surat yang berisikan pemberian wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengurus) sesuatu.

Ciri dari surat kuasa adalah ada di si pemberi kuasa dan penerima kuasa.

Surat kuasa ditandai oleh pernyataan sebagai berikut.

  1. Yang bertanda tangan di bawah ini …..memberikan kuasa kepada….untuk……
  2. Dengan surat ini kami……memberikan kuasa kepada….untuk…

(s) surat berita acara

Surat berita acara adalah surat yang berisikan keterangan menegenai suatu keterangan mengenai suatu perkara atau peristiwa. Surat berita acara ditandai oleh pernyataan yang menerangkan sesuatu yang bersifat kronologis. Contohnya adalah sebagai berikut.

  1. Pada hari….., tanggal …….., bertempat di ….., saya telah mengangkat sumpah saudara…..
  2. Pada hari…… , tanggal…….. , bertempat……, kami……., mengadakan serah terima…..

(t) surat laporan

Surat laporan adalah surat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi sebagi bukti tanggung jawab penulis atau tugas yang telah dilaksanakanya. Surat ini ditandai pernyataan berikut.

  1. Dengan surat ini kami laporkan bahwa……
  2. Berhubung dengan surat dari…., kami melaporkan bahwa….

(u) surat perjanjian

Surat perjanjian adalah surat yang digunakan untuk mengadakan pesepakatan antara dua pihak berkaitan dengan satu urusan. Surat perjanjian dapat berupa rincian pasal-pasal dan dapat pula berupa pernyataan biasa. Isinya antara lain mengatur kewajiban dan hak kedua belah pihak.

(2) Syarat Surat Resmi Yang Baik

Surat resmi sebagai sarana komunikasi tertulis sebaiknya mengunakan format menarik, tidak terlalu panjang, serta memahami batasan yang jelas, padat, dan sesuai dengan aturan yang ada.

Menurut Arifin (1990:12) format surat dikatakaan baik jika letak bagian-bagian surat teratur sesuai ketentuan. Bagian bagian surat dinas tidak ditempatkan seenaknya menurut keinginan si penulis surat. Surat resmi diusahakan tidak terlalu panjang agar tidak menjemukan. Bahasa surat jelas, mudah ditangkap, dan unsur-unsur gramatikal seperti subjek dan predikatnya dinyatakan tegas. Tanda bacapun harus digunakan tepat. Bahasa surat dikatakan padat jika langsung menggungkapkan isi pokok pikiran yang ingin disampaikan. Bahasa surat dikatakan adab bila sopan dan tidak menyinggung perasaan si penerima surat. Selain itu, surat resmi atau surat dinas harus bersih dan rapi.

a. bagian-bagian surat resmi

Kaidah penulisan bagian surat resmi oleh Kosasih, dkk.(2003:21-42) yaitu sebagai berikut.

(1) kepala surat

Sesuai dengan namanya, kepala surat terletak di bagian atas isi surat. Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi bersangkutan .

Kepala surat terdiri dari :

  1. nama instansi
  2. alamat lengkap
  3. nomor telepon (bila ada)
  4. nomor kotak pos (bila ada)
  5. alamat kawat (bila ada)
  6. lambang atau logo

Nama instansi ditulis dengan mengunakan huruf kapital dan tidak boleh disingkat. Nomor surat yang terdiri dari nomor telepon, kotak pos, dan alamat kawat ditulis setelah kota tempat instansi itu berada. Penulisannya dapat mengunakan huruf kapital tiap awal kata atau seluruh kepala surat tersebut ditulis dengan huruf kapital.

Contoh :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 PONTIANAK

JALAN SAWO PONTIANAK

2. Tanggal Surat

Tanggal surat ditulis sejajar dengan nomor surat. Tanggal surat ditulis dengan secara lengkap yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal surat tidak ditulis nama kota karena sudah tercantum pada kepala surat. Setelah tahun tidak diikuti tanda baca apapun, seperti tanda titik, tanda koma, ataupun tanda hubung. Nama bulan tidak boleh disingkat, dan penulisanya harus cermat. Kota tempat pembuatan surat tidak ditulis karena sudah tertulis pada kepala surat.

Contoh

Kepala Surat

25 Agustus 2009

3. Nomor, Lampiran, dan Hal

Kata Hal, lampiran, dan ditulis dengan diawali huruf kapital diikuti tanda titik dua dan ditulis secara simetris ke bawah sesuai panjang ketiga kata tersebut. Penulisan ketiga kata teresebut juga harus konsisten artinya apabila kata nomor tidak disingkat, maka kata lampiran tidak disingkat pula. Begitu juga sebaliknya jika kata nomor, disingkat No, maka kata lampiran juga harus disingkat menjadi lamp.

Contoh :

Nomor : 120/V/PPHBI/2004

Lampiran: satu berkas

Hal : pemberian izin

Atau

No : 120/V/PPHBI/2004

Lamp : satu berkas

Hal: pemberian izin

4. Alamat Surat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat adalah sebagai berikut.

  1. Penulisan nama penerima surat harus lengkap dan cermat, maksudnya sesuai dengan kebiasan yang dilakukan yang bersangkutan dan yang mempunyai nama.
  2. Nama diri penerima surat di awali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan seluruhnya ditulis huruf kapital.
  3. Penulisan alamat penerima surat harus lengkap, cermat, dan informatif.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat penerima surat sebagai berikut.

    1. Untuk menyatakan yang terhormat , pada awal penerima surat cukup ditulis dengan Yth. Dengan huruf kapital disertai tanda titik tanpa mengunakan kata sebelum Yth.
    2. Kata sapaan seperti, ibu, bapak , saudara, dapat digunakan pada alamat surat sebelum nama penerima surat. Kata Bapak/Ibu ditulis sebelum nama penerima surat. Huruf kapital digunakan pada awal kata tersebut dan tidak diakhiri dengan tanda baca pada kata tersebut. Kata saudara cukup ditulis Sdr. Dengan huruf awal kapital dan diakhiri tanda titik pada akhir singkatan tersebut.
    3. Jika nama orang yang dituju gelar akademik sebelum namanya, seperti, Dr., dr., atau Drs. Atau memiliki pangkat seperti kapten atau kolonel, kata sapaan Bapak/ibu, Sdr. Tidak digunakan contoh : Yth. Dr. Amir Hamzah.
    4. Kata sapaan tidak digunakan apabila yang dituju nama jabatan seseorang, agar tidak terhimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.contoh : Yth. Kepala SMPN 1 pontianak.
    5. Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh dengan huruf awal kapital tanpa tanda titik atau tanda titik dua pada akhir kata tersebut. Nama jalan, gang, RT, RW, nama kota atau proponsi ditulis lengkap dengan huruf awal huruf kapital setiap unsurnya dan tidak diberi garis bawah serta tidak diakhiri tanda baca apapun.

Contoh : Yth. Ardi

Jalan Patimurra no 5 Salatiga

Semarang

5. Isi Surat

Pada dasarnya isi surat terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan paragraf pembuka, bagian kedua paragraf isi, dan bagian ketiga paragraf penutup. Paragraf pembuka surat adalah pengantar isi surat untuk mengajak pembaca surat menyesuaikan perhatianya kepada pokok surat yang sebenarnya. Paragraf isi merupakan pokok surat yang memuat sesuatu yang diberitahukan. Isi surat harus singkat, lugas, dan jelas. Paragraf penutup dapat berisi harapan penulis atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.

Sebelum paragraf pembuka diawali denga salam pembuka, demikian pula setelah paragraf penutup diakhiri dengan salam penutup.

Contoh salam pembuka :

Dengan hormat

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Contoh salam penutup :

Hormat kami.,

Salam takzim.,

Wassalamualaikum Wr.Wb.,

6. Nama Pengirim Surat

Nama pengirim surat ditulis di sebelah bawah, disertai tanda tangan sebagai keabsahan surat dinas. Penulisan nama tidak perlu mengunakan huruf awal huruf kapital pada setiap unsur nama. Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak diberi garis bawah, dan tidak diakhiri tanda titik. Nama jabatan dicantumkan di bawah nama pengirim.

Contoh :

Dra. Hilmanto

Nip 111199787

7. Tembusan

Kata tembusan ditulis dengan huruf awal huruf kapital diletakan di sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan nomor, lampiran, dan hal, serta sejajar dengan nama pengirim surat. Kata Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa garis bawah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalalm penulisan tembusan adalah sebagai berikut.

  1. Apabila pihak yang diberi tebusan lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan, jika pihak yang diberi tembusan hanya satu tidak diberi nomor.
  2. Pihak yang diberi tembusan adalah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama kantor atau instansi.
  3. Dalam tembusan tidak perlu dingunakan ungkapan kepada Yth.
  4. Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diri ungkapan untuk perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
  5. Pada tembusan tidak perlu dicantumkan kata arsip atau pertinggal karena surat dinas harus mempunyai arsip.

Contoh tembusan yang hanya ditujukan pada satu tempat

Tembusan :

Kepala Bagian Perlengkapan

Contoh tembusan yang ditujukan ke beberapa tempat :

Tembusan :

1. Direktur CV Angin Hancur.

2. Kepala Bagian Keuangan.

2.2. Bahasa Surat Resmi

Surat adalah salah satu alat komunikasi yang ditulis oleh seseorang, instansi, atau organisasi yang ditujukan kepada pihak lain. Agar surat dapat mengemban tugasnya dengan baik sebagai sarana komunikasi tertulis, bahasa surat harusnya jelas, lugas dan komunikatif. Jelas bahasa yang digunakan memenuhi persyaratan kebahasaan, hubungan antarunsur dalam kalimat jelas yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK) .

Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda dan tidak mengunakan bahasa kiasan. Bentuk dan pilihan katanya sesuai dengan pedoman umum ejaan dan pilihan katanya, sesuai dengan pedoman umum ejaan yang disempurnakan, bahasa surat tidak berbelit-belit, tetapi langsung pada pokok persoalannya, bahasa yang digunakan efektif.

Pengunaan ungkapan penghubung dalam suatu kalimat harus diperhatikan, banyak kesalahan dalam penggunaan ungkapan penghubung dalam kalimat dan kesalahan-kesalahan tersebut tidak terasa. Oleh karena itu, penggunaan ungkapan penghubung dalam kalimat diperlukan kecermatan.

Komunikatif berarti ada kesamamaan antara pikiran pembaca dan penulis surat. Komunikatif ditentukan oleh kelogisan dan kesistematisan bahasa. Kelogisan ditentukan oleh hubungan antar kalimat dan antar alinea yang memperlihatkan adanya kepaduan antara pikiran pembaca dan penulis surat. Kesisteman adalah runtut apabila pilihan kata dan ejaan, istilah, dan ungkapan sesuai dengan kaida bahasa.

Sampai tidaknya isi surat kepada pembaca sangat ditentukan oleh bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, dalam menulis surat aspek kebahasaan harus diperhatikan. Aspek kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat resmi adalah sebagai berikut.

a. Ejaan

Dalam surat resmi atau atau surat dinas, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang resmi atau bahasa baku. Penulisan ejaan harus sesuai dengan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karena itu, penulis surat resmi harus menguasai kaidah-kaidah ejaan yang benar.

Berikut contoh ejaan yang benar :

a.n (atas nama) bukan a/n (atas nama).

u.b (untuk beliau) bukan u/b (untuk beliau).

Pontianak, 20 Oktober 2009 bukan Pontianak, 20-10-2009

Jadi ejaan yang baik adalah ejaan yang ditulis sesuai dengan pedoman yang disempurnakan.

b. Diksi

Dalam surat resmi bentuk dan pilihan kata memegang peranan penting. Kata-kata yang dipilih harus memenuhi persyaratan, yaitu baku, lazim, dan cermat.

Kata yang baik dan baku adalah kata yang tersusun sebagai kata baku dalam bahasa Indonesia. Dalam hal ini adalah kecermatan dalam pemilihan kata-kata yang baku. Contoh kata yang baku dan tidak baku : bagaimana bukan gimana. Mengapa bukan kenapa, febuari bukan pebuari, paham bukan faham, kualitas bukan kwalitas, apotik bukan apotek, dan lain-lain.

Kata yang lazim adalah kata-kata yang sudah dikenal masyarakat, penggunaan kata yang lazim diperlukan untuk mempermudah kita dalam berkomunikasi. Contoh kata-kata yang sudah lazim digunakan di masyarakat misalnya hasil, pendapatan, informasi, dan lain-lain.

Kata yang cermat adalah kata digunakan dalam surat yang disesuaikan dengan keadaan pesan yang disampaikan. Disamping itu, penggunaan kata sapaan pun harus cermat, sesuai dengan kedudukan, tugas dan status orang yang dkirim surat. Misalnya : Bapak, Saudara, Ibu, dan lain-lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata yang baik dalam surat resmi adalah kata yang harus digunakan harus baik, baku, lazim, dan cermat.

H. Metedologi Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian adalah prosedural pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian atau dapat juga dikatakan suatu cara yang dipakai/digunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Hal ini ditegaskan oleh Sugiyono (2005:1) bahwa ”Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi (2005:63), “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan menampakkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya mengenai kemampuan siswa menulis surat resmi oleh siswa kelas X tahun pembelajaran 2009/2010.

2. Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan metode yang digunakan, penulis menggunakan bentuk deskriptif kuantitatif karena penelitian ini menggambarkan dengan angka-angka mengenai kemampuan siswa menulis surat resmi dengan mengunakan metode inkuiri di kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010. Berdasarkan pendapat Arikunto (1992:100), data penelitian kuantitatif berwujud angka-angka, hasil perhitungan/pengukuran dapat dengan penjumlahan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase untuk menghubungkan antara dua variabel atau lebih sehingga memberikan gambaran yang jelas terhadap hubungan tersebut. Melalui perhitungan statistik untuk menggambarkan subjek/objek yang dilambangkan dengan angka-angka dan menggunakan standar pengukuran yang telah ditentukan, dibuat tabel dan untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi perhitungan untuk mengambil suatu kesimpulan.

3. Data dan Sumber Data

a. Data

Arikunto (2002:96) menyatakan ”Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”.

Data dalam penelitian ini adalah meliputi kemampuan siswa menulis surat resmi ditinjau dari aspek sistematika surat, kemampuan siswa menulis surat dinas ditinjau dari aspek ejaan yang disempurnakan (EYD), kemampuan siswa menulis surat resmi ditinjau dari aspek diksi/pilihan kata yang diperoleh dari surat resmi siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak.

b. Sumber Data

Arikunto (2002:107), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.

Sumber data merupakan sentral/pusat untuk memperoleh data penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah surat resmi siswa kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010 yang berjumlah 238 siswa terdiri atas 6 kelas.

4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdaftar sebagai murid di MAN 1 Pontianak tahun pembelajaran 2009/2010 yang berjumlah 238 siswa. Mengingat populasi berjumlah besar maka penulis mengambil sampel penelitian 15% dari populasi yang berjumlah 238 siswa. Pengambilan sampel tersebut merujuk pada pendapat Arikunto (2002:119) pengambilan sampel dilakukan secara acak karena semua objek dianggap sama dan memperoleh kesempatan yang sama dan memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya, jika jumlahnya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut.

1) Bukan siswa kelas X yang pindah dari sekolah lain, hal ini ditetapkan supaya memungkinkan siswa memiliki pengalaman belajar yang relatif sama.

2) Bukan siswa kelas X yang mengulang. Hal ini ditetapkan agar memungkinkan seluruh siswa memiliki pengetahuan yang relatif sama.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh sampel, yaitu.

a. Kelas X A berjumlah = 40 siswa, 40 X 15 : 100 = 6 siswa

b. Kelas X B berjumlah = 40 siswa, 40 X 15 : 100 = 6 siswa

c. Kelas X C berjumlah = 40 siswa, 40 X 15 : 100 = 6 siswa

d. Kelas X D berjumlah = 39 siswa, 39 X 15 : 100 = 5,85 dibulatkan menjadi 6 siswa

e. Kelas X E berjumlah = 40 siswa, 40 X 15 : 100 = 6 siswa

f. Kelas X F berjumlah = 39 siswa, 39 X 15 : 100 = 5,85 dibulatkan menjadi 6 siswa

5. Teknik dan Alat Pengumpul Data

a. Teknik Pengumpulan data

Nawawi (2005:94) mengemukakan enam teknik penelitian sebagai cara yang dapat ditempuh untuk mengumpulkan data sebagai berikut.

1) Teknik observasi langsung.

2) Teknik observasi tidak langsung.

3) Teknik komunikasi langsung.

4) Teknik komunikasi tidak langsung.

5) Teknik pengukuran.

6) Teknik studi dokumenter.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Teknik Observasi Tidak Langsung

Teknik observasi tidak langsung merupakan cara pengumpulan data dengan pengukuran. Artinya penulis tidak harus berada di lapangan karena teknik ini merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dalam bentuk tulisan yang direspon melalui instrument yang berbentuk tulisan. Teknik ini dilakukan sebagai teknik komunikasi tidak langsung karena data yang dijaring dan dijadikan bahan analisis adalah bentuk bahasa yang tersaji secara tertulis dari sampel.

2) Teknik Pengukuran

Teknik pengukuran, yaitu teknik pengumpulan data dengan tes bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. Teknik pengukuran ini merupakan cara pengumpulan data yang bersifat kuntitatif untuk mengetahui tingkat/derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai suatu ukuran yang relevan (Nawawi, 2005:21). Adapun tes yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes tertulis. Menurut Hadi dan Haryono (2005:139) “Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula”. Berdasarkan pendapat tersebut tes tertulis yang dimaksudkan di sini ialah tes essay yang menghendaki agar jawaban yang diberikan dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri. Instrumen tes tersebut berisikan perintah tentang penulisan paragraf deskriptif bertujuan untuk mengukur/mengetahui tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi oleh kelas X semester 2 MAN 1 Pontianak.

b. Alat Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman tes yang disusun secara tertulis pada lembaran soal. Tes di sini merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan/bakat yang dimiliki individu/kelompok (Arikunto, 2002:105). Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai yang berbentuk uraian terstruktur yang di dalamnya berisikan perintah terhadap objek untuk membuat sebuah surat dinas berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

6. Teknik Penilaian Kemampuan Menulis Surat Resmi

Penilaian terhadap kemampuan siswa menulis surat dinas pada dasarnya hanya dapat dilakukan secara subjektif. Hal tersebut dikarenakan kemampuan menulis merupakan kemampuan yang hanya mengandalkan proses berfikir secara produktif dan ekspresif mengenai suatu fakta, gejala, atau hal tertentu yang akhirnya melahirkan gagasan/ide yang berbentuk tulisan. Cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan menulis surat dinas adalah dengan meminta subjek menulis. Walaupun pengukuran kemampuan menulis surat dinas sulit dilakukan secara objektif, namun penilaian menulis surat resmi secara analisis memiliki beberapa keuntungan, yaitu.

1. Subjektivitas penilaian dapat ditekan sekecil mungkin karena penilaianya didasarkan pada hasil analisis berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan.

2. Bersifat fleksibel karena untuk tujuan tertentu penilaian dapat dipusatkan pada aspek tertentu pada setiap kali penilaian.

Hasil tulisan (surat dinas) akan dianalisis dari aspek: kelengkapan bagian surat, ejaan yang disempurnakan (EYD), dan diksi/pilihan kata.. Sebagai pedoman penilaian untuk menetapkan langkah-langkah sebagai berikut.

1. penulis mengumpulkan dan memeriksa setiap lembaran jawaban siswa yang dijadikan sampel penelitian untuk mengetahui kelengkapan data.

2. a) penulis mengoreksi ketepatan pengunaan bagian-bagian surat permohonan izin.

b) penulis menandai kesalahan yang dibuat oleh siswa dengan tanda silang X.

c) penulis memberikan skor 2 untuk penulisan yang tepat pada setiap bagian-bagian surat.

d) penulis melakukan pembetulan terhadap kesalahan yang dibuat siswa.

e) penulis memasukan ke dalam tabel analisis bagian-bagian surat permohonan izin.

TABEL ANALISIS PENGUNAAN BAGIAN-BAGIAN SURAT

PERMOHONAN IZIN

no

Nama

Siswa

Bagian-Bagian Surat Permohonan Izin



KS

N

T

L

H

SB

IS

TTD

NJ

NIP

NJP

jumlah

















B

S




















Keterangan

KS = Kepala Surat

N = Nomor Surat

T = Tanggal

L = Lampiran

H = Hal

AL = Alamat yang Dituju

SB = Salam Pembuka

IS = Isi Surat

SP = Salam Penutup

TTD = Tanda Tangan

NJ = Nama Jelas

NIP = Nomor Induk

NJB = Nama Jabatan

B = Benar

S = Salah

3. a) Penulis mengoreksi kemampuan siswa mengunakan bahasa Indonesia dalam pemilihan kata

b) Penulis menandai kesalahan pengunaan bahasa dalam pemilihan kata dengan tanda huruf (D).

c) Penulis memberi skor, apabila diksi yang digunakan dalam surat permohonan izin tepat dan jelas.

d) Penulis melakukan pembetulan terhadap kesalahn yang dibuat siswa.

e) Penulis memasukan ke dalam tabel analisis pengunaan bahasa Indonesia dalam pemilihan kata.

TABEL PENGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM

PEMILIHAN KATA

NO

NAMA

PEMILIHAN KATA

PRESENTASE



BENAR

SALAH





4. a) Penulis mengoreksi kemampuan menyusun kalimat efektif.

b) Penulis menandai kesalahan yang di buat siswa dengan tanda huruf (k)

c) Penulis mebeikan skor 25, apbila dalam menyusun kalimat sesuai dengan bahasa surat

d) Penulis melakukan pembetulan terhadap kesalahan yang dibuat siswa

e) Penulis memasukan ke dalam tabel analisis penyusunan kalimat efektif.

Tabel Penyusunan Kalimat Efektif

NO

NAMA

EJAAN

PRESENTASE



BENAR

SALAH





4. a) Penulis mengoreksi ketapatan pengunaan EYD dalam menulis surat permohonan izin.

b) Penulis menandai kesalahan yang dibuat siswa dengan tanda bulat (O).

c) Penulis memberikan skor 25, apabila seluruh EYD digunakan dengan tepat dan benar.

d) Penulis melakukan pembetulan terhadap kesalahan yangg dibuat siswa.

e) Memasukan ke dalam tabel pengunaan EYD

TABEL ANALISIS PENGUNAAN EYD

NO

NAMA

EJAAN

PRESENTASE



BENAR

SALAH





6. Penulis menetukan skor masing-masing aspek yang diteliti sebagai berikut.rentang skor yang digunakan adalah 0-100, untuk memudahkan dalam penilaian, setiap aspek ditentukan skor maksimum, dengan karakteristik sebagai berikut.

  1. Pengunaan bagian-bagian surat permohonan izin skor (0—26) :

a. Kepala surat jika benar skor 2

b. Nomor jika benar skor 2

c. Tanggal, bulan, dan tahun jika benar skor 2

d.Lampiran jika benar skor 2

e. Perihal jika benar skor 2

f. Alamat yang dituju jika benar skor 2

g. Salam pembuka jika benar skor 2

h. Alenia isi jika benar skor 2

i. Salam penutup jika benar skor 2

j. Nama jelas jika benar skor 2

k. Tanda tangan penanggung jawab jika benar skor 2

l. Nama jabatan jika benar skor 2

m. NIP jika benar skor 2

  1. Pengunaan bahasa indonesia dalam pemiliihan kata pada rumusan isi surat, skor (0-24). Apabila siswa dapat merumuskan dengan kriteria penilaian skor tertinggi 24.
  2. Pengunaan EYD dalam tulisan siswa, skor (0-25).
  3. Penulis setelah mengetahui seluruh kemampuan siswa dalam menulis surat permohonan izin, selanjutnya dicari presentase masing-masing dengan rumus.

S= r_ X 100

N

(Purwanto dalam Rahmawati, 1996:68)

a) nilai = jumlah bagian-bagian surat yang benar X 100

jumlah skor seluruh bagian surat

b) nilai= jumlah diksi X 100

jumlah skor diksi

c) nilai = jumlah ejaan yang benar X100

jumlah seluruh ejaan

8. penulis setelah melakukan analisis terhadap semua aspek yang diteliti, selanjutnya penulis menyimpulkan aspek-aspek kemampuan mengunakan bahasa Indonesia dalam menulis surat permohonan izin dengan rumus:

K= X.A1 +A2+A3

3

Keterangan

K= Kemampuan Siswa

X= Rata-rata

A1= sitematika surat

A2= diksi/pilihan kata

A3= EYD (Arikunto, 1997:215)

9. Penulis untuk memperoleh kesimpulan akhir tentang kemampuan siswa X semester 2 MAN 1 Pontianak menulis surat permohonan izin digunakan rumus:

K =

Keterangan

K=Kemampuan siswa

S= jumlah skor

N= jumlah sampel

n= jumlah seluruh soal ( Sujianto dalam Rahmawati, 1997:70)

10. Penulis menarik kesimpulan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Antara 76%-100 = baik

Antara 56%-75%= cukup

Antara 40%-55%= kurang baik

Kurang dari 40%= tidak baik (Arikunto, 1997:244)

0 komentar: